MENDINGINKAN HATI, REDAKAN EMOSI

Meme baru pulang dari sekolah dengan berjalan kaki. Ia langsung menuju dapur, mengambil gelas dan menuang air minum. Ketika bibirnya menyentuh ujung gelas, Meme merasakan panas. Rupanya Ibu baru saja memasak air. Meme kemudian meletakkan gelas tersebut dan medinginkannya, atau lidahnya akan melepuh.

Emosi diibaratkan dengan air panas yang mampu melukai siapa saja. Orang yang terlalu emosi bisa mengeluarkan kata-kata kasar atau bahkan melakukan tidak kekerasan. Untuk memenuhi kepuasan hati, seorang yang emosi tidak akan lagi mempedulikan orang lain.

Kita tidak mau dilukai baik secara fisik ataupun perasaan. Oleh sebab itu ketika kita merasa emosi, kita harus bisa mendingkan hati terlebih dahulu. Mengalah bukan berarti kalah. Ada baiknya kita sedikit bicara daripada kata-kata kita menjadi duri untuk orang lain. Ada baiknya kita pergi daripada tubuh kita melakukan kekerasan kepada orang lain.

Mungkin kita akan semakin dihina oleh orang lain, namun Tuhan akan mengganti hinaan itu menjadi berkat. Janganlah karena dosa orang lain, kita ikut berdosa. Jangan karena emosi orang lain, kita ikut emosi. Ada saatnya diam itu mendatangkan berkat.

Orang bebal melampiaskan seluruh amarahnya, tetapi orang bijak akhirnya meredakannya.

Amsal 29:11

 

 

 

 

 

 

DOA Memulai Hubungan Pribadi dengan Tuhan Yesus Kristus:

Saya percaya bahwa Darah Yesus Kristus yang telah dicurahkan adalah untuk penebusan atas segala hutang dosa saya.
Saya percaya hanya melalui Tuhan Yesus saya beroleh pengampunan yang kekal.
Dan mulai saat ini juga, saya menerima Engkau sebagai Tuhan dan Juruselamat hidup saya pribadi.
Saya mengundang ROH KUDUS tinggal didalam hati saya untuk menuntun saya dalam setiap langkah dan pengenalan saya akan Engkau.
Saya berdoa Hanya di Dalam Nama Tuhan Yesus Kristus, AMIN. 

Sumber : www.renungankristiani.com

Leave a Comment