Penangkal Stres

Apa itu stres atau tekanan? Stres pada intinya adalah tekanan atau beban yang menimpa kehidupan kita. Semua orang hidup dengan menanggung beban pada tingkat tertentu, tetapi seringkali kita  stres atau depresi apabila terjadinya perubahan di dalam kehidupan kita. Perubahan itu bisa saja dalam bentuk kehilangan orang yang kita kasihi, perubahan dalam keadaan keuangan, perubahan fisik karena sakit penyakit, perubahan pada orang lain yang berdampak pada emosi kita maupun perubahan lingkungan karena pindah sekolah atau pindah tempat kerja. Setiap perubahan menimbulkan tekanan dan stres, terutamanya perubahan yang terjadi secara mendadak dan tak diduga.

Ini berarti, kita tidak akan dapat menghindari stres karena kita hidup di dunia yang  sarat dengan perubahan. Kehidupan manusia di dunia ini seringkali digambarkan di dalam Alkitab sebagai hidup di tengah laut yang diombang-ambingkan oleh setiap arus perubahan. Tidak ada yang konstan dan tetap di dunia ini. Setiap saat, ada saja hal-hal yang terjadi di luar kendali kita yang membuat kita kewalahan meresponinya.

Ini juga berarti, satu-satunya cara untuk menangani stres adalah untuk memastikan kita berjangkar pada sesuatu yang stabil dan konstan supaya setiap kali ada arus perubahan, kita tidak goyah dan tergoncang karena kita memiliki dasar pegangan yang kuat. Tidak ada yang lebih stabil dan konstan dari Bapa segala terang di mana padaNya tidak ada perubahan atau bayangan pertukaran (Yak.1.17). Segala sesuatu bisa berubah dan bermutasi tetapi tidak Allah pencipta langit dan bumi, yang telah dengan gamblang memberitahu kita, “Akulah Yahweh, dan Aku tidak berubah.  (Mal 3:6)”

Secara khusus, ada tiga hal tentang Allah yang tidak berubah.

Kasih Allah tidak berubah – Aku mengasihi engkau dengan kasih yang kekal. (Yer 31:3). Allah menciptakan kita di dalam kasih dan Dia menjadikan kita obyek kasihNya. Dia secara terus dan konsisten mengasihi kita. Kita tidak pernah bangun pagi dan bertanya, “Ada apa dengan Tuhan hari ini.” Tetapi seringkali itu yang kita tanyakan saat berhadapan dengan orang di sekitar kita. Ada yang menggambarkan relasi di antara manusia sebagai barang buatan Tiongkok karena rapuh dan gampang rusak, dan memang ada benarnya. Kasih di antara sesama manusia seringkali membuat frustasi karena sikap dan hati mereka yang sering berubah-ubah dan tidak konsisten.

Rancangan Allah tidak berubah – TUHAN semesta alam telah bersumpah, firman-Nya: “Sesungguhnya seperti yang Kumaksud, demikianlah akan terjadi, dan seperti yang Kurancang, demikianlah akan terlaksana: (Isa 14:24) . Sebagai manusia dengan sumber daya yang terbatas, rencana kita seringkali berubah sesuai dengan perubahan situasi kita. Kita harus berubah rencana karena tidak cukup waktu, tenaga maupun dana untuk melaksanakan rencana kita. Tetapi bagi Allah yang memiliki sumber yang tak terbatas, Dia tidak pernah perlu mengubah rencanaNya. Apa yang dirancangNya, pasti dapat dilaksanakan karena Dia mahakuasa dan mahatahu.  Karena itu rencana TUHAN tetap bertahan, rancangan-Nya teguh sepanjang zaman. (Mzm 33:11)

Firman Allah tidak berubah – Rumput menjadi kering, bunga menjadi layu, tetapi firman Allah kita tetap untuk selama-lamanya.” (Yes 40:8). Di dunia ilmiah terdapat begitu banyak konsep, buku dan tesis yang dimunculkan sepanjang zaman. Banyak yang akhirnya terbukti tidak benar. Selama bertahun-tahun kita diajari bahwa sistem solar kita terdiri dari 9 planet tetapi di tahun 2006, ilmuwan memberitahu kita bahwa hanya ada 8 planet karena Pluto ternyata bukanlah planet. Kontroversi yang memaksa penulisan ulang buku pelajaran secara global.

Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-ku tidak akan berlalu (Mat 24:35). Kehidupan yang stabil dan konsisten, yang tidak diombang-ambing oleh setiap arus perubahan hanya dapat dibangun di atas dasar Firman Tuhan yang tidak berubah. Karena itu Yesus memberitahu kita, “Setiap orang yang mendengar perkataan-ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu. (Mat 7:24-5 ) Orang bijaksana yang mendengar Firman Tuhan dan melakukannya, tidak akan stres karena kehidupannya dibangun di atas dasar yang kokoh dan teguh. Gelombang dan tsunami bisa menghentamnya, tetapi dia akan tetap kuat berdiri.

Sebaliknya, setiap orang yang mendengar perkataan Yesus dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya.” (Mat 7:26-7) Orang yang bodoh digambarkan sebagai orang yang tidak membangun kehidupannya di atas dasar Firman, dan karena itu tidak akan dapat berdiri teguh, setiap arus perubahan akan mengakibatkan kerusakan parah dalam kehidupannya.

Sebagai kesimpulan, kehidupan kita tidak akan lepas dari perubahan maupun tekanan, tetapi kalau kita berpangkal dan berjangkar pada Allah  maka kita tidak akan goyah dan tergoncang, dan akan bertahan sampai pada akhirnya.

Orang-orang yang percaya kepada TUHAN adalah seperti gunung Sion yang tidak goyang, yang tetap untuk selama-lamanya (Mzm 125:1)

 

 

 

DOA Memulai Hubungan Pribadi dengan Tuhan Yesus Kristus:
Saya percaya bahwa Darah Yesus Kristus yang telah dicurahkan adalah untuk penebusan atas segala hutang dosa saya.
Saya percaya hanya melalui Tuhan Yesus saya beroleh pengampunan yang kekal.
Dan mulai saat ini juga, saya menerima Engkau sebagai Tuhan dan Juruselamat hidup saya pribadi.
Saya mengundang ROH KUDUS tinggal didalam hati saya untuk menuntun saya dalam setiap langkah dan pengenalan saya akan Engkau.
Saya berdoa Hanya di Dalam Nama Tuhan Yesus Kristus, AMIN.

Sumber: cahayapengharapan.org

Leave a Comment