Pesan Allah dari Langit

Hampir semua konflik dan kekacauan yang ada dunia sekarang disebabkan agama. Ini membuat orang dunia bertanya-tanya di manakah Allah. Kalau Allah itu ada, mengapakah Dia mengizinkan semuanya ini terjadi. Apa buktinya bahwa Allah itu ada? Sekalipun Dia adalah, apakah Dia peduli? Manusia sudah melakukan perjalanan ke luar angkasa dan tidak menemukan Allah di sana.  Kaum ateis sering menantang, kalau memang Allah ada, biarlah dia membuktikan dirinya.  Dunia bisa berteriak menantang Allah untuk menunjukkan Diri-Nya dan mereka tidak akan mendapatkan jawaban. Dan karena Allah membisu, kesimpulannya adalah Allah itu tidak ada, dan agama hanyalah merupakan hasil rekayasa manusia.

Di luar Alkitab memang keberadaan Allah itu sulit dapat dibuktikan secara ilmiah. Namun bagaimana dengan kita? Sebagai orang percaya, apakah Allah itu ada? Dapatkah kita menemukan Allah berbicara langsung kepada manusia, tanpa perantara, dan di hadapan banyak saksi?

Di dalam Alkitab ada dua kejadian yang tercatat bagi kita di mana Allah membelah langit untuk berbicara langsung kepada manusia dan disaksikan lebih dari satu orang. Satu adalah di baptisan Yesus (Mat. 3.17) dan satu lagi di kejadian pemuliaan (transfigurasi) di Matius 17.5.

Dua peristiwa yang tidak pernah terjadi sebelumnya dan tidak pernah diulangi lagi sampai ke hari ini. Bisa dikatakan hanya di dalam kedua kejadian ini manusia dapat secara langsung mendengar suara Allah berbicara dari langit. Kedua peristiwa ini membuktikan bagi kita tentang existensi Allah, bahwa Allah itu ada, nyata dan rill, dan bukan sekadar suatu konsep rekayasa manusia.

Namun bagi kita umat percaya, persoalan kita bukanlah apakah Allah itu ada atau tidak. Tetapi dari kedua kejadian ini, pertanyaan yang jauh lebih mendesak yang perlu kita pertanyakan adalah: Apakah yang disampaikan oleh Allah saat Dia membelah langit untuk berbicara langsung kepada kita dengan suara yang kedengaran?

Apakah pesan yang sedemikian penting, yang membuat Allah sampai melakukan apa yang tidak lazim Dia lakukan? Apa yang begitu mendesak yang ingin Allah sampaikan langsung kepada kita?

Saat kita melihat pada kedua kali Allah berbicara dari langit langsung kepada kita,  di Matius 3.17 maupun Matius 17.5, pesan yang Allah sampaikan adalah sama. Pesan apa yang sebegitu penting yang membuat Allah sampai mengulanginya di dua kejadian yang terpisah?

“Inilah anak-Ku yang Kukasihi, kepadanya Aku berkenan.” (Mat.3.17)

“Inilah anak-Ku yang Kukasihi, kepadanya Aku berkenan, dengarkanlah dia.” (Mat.17.5)

Tiga pokok penting yang Allah mau sampaikan pada kita:

1. Inilah anak-Ku yang Kukasihi

Allah menyatakan diri-Nya sebagai Bapa. Dia tidak menyatakan Diri-Nya hanya sebagai Allah, bukan sebagai Pencipta, sebagai Penguasa, Raja atau Tuan, tetapi Allah memilih untuk mengungkapkan Diri-Nya sebagai Bapa. Inilah alasan mengapa pelayanan Yesus itu sangat unik. Yesus mengajarkan pada kita untuk berhubungan dengan Allah sebagai Bapa, sebagaimana hubungan Yesus dengan Allah. Inilah hal yang Allah mau sampaikan pada kita saat Dia membelah langit untuk berbicara. Pertanyaannya adalah, apakah Allah ialah Bapa kita? Apakah kita mempunyai hubungan Anak-Bapa dengan Allah Yahweh? Siapakah Allah bagi kita? Apakah Allah sosok yang jauh dan transenden? Atau apakah Allah sosok yang akrab dan hadir senantiasa di dalam hidup kita sebagai seorang ayah yang baik dan mengasihi? Sangatlah penting bagi kita untuk merenungkan dengan saksama, apakah sudah terjalin suatu hubungan anak-bapa dalam hubungan kita dengan Allah.

2. Kepadanya Aku Berkenan

Kalimat kedua yang Allah sampaikan dari langit menyatakan kepada kita bahwa Allah itu bisa disenangkan. Ini satu fakta yang sangat membuka wawasan. Allah, sebagai yang maha kuasa, maha tahu dan maha segalanya, dapat disenangkan oleh kita yang bukan siapa-siapa. Setiap dari kita memiliki potensi untuk membuat-Nya senang. Dan kita tahu, kalau bapa kita senang dengan kita, seluruh hidup kita akan sangat berbeda. Apakah Bapa senang dengan kita atau tidak sangat menentukan jalan hidup kita. Kalau bapa senang pasti apa saja yang kita inginkan akan diberikan olehnya.

Kita melihat bahwa Allah begitu senang dengan Yesus, dan Dia begitu ingin dunia mengenal Anak-Nya. Allah sampai membelah langit untuk memperkenalkan kepada kita Anak-Nya yang begitu menyenangkan Dia. Allah mau kita mengenal Anak-Nya! Inilah pesan yang tidak boleh kita lewatkan. Hal ini juga memberitahu kita bahwa sebagaimana Yesus menemukan perkenan di mata Allah, kita juga, sama seperti Yesus, bisa menemukan perkenan Allah. Apakah kita menyenangkan Allah? Apakah Allah berkenan dengan kita?

3. Dengarkanlah dia

Allah membelah langit untuk meminta kita melakukan hanya satu hal yakni, “Dengarkanlah Yesus.” Pesan yang sangat sederhana. Pesan yang dapat dimengerti bahkan oleh seorang anak kecil. “Dengarkanlah Yesus.” Tidak ada hal yang lebih penting di seluruh dunia ini melainkan dua kata ini –  “Dengarkanlah Yesus”.

Allah tidak meninggalkan kita dalam kegelapan. Kita tidak perlu menebak-nebak bagaimana kita dapat menyenangkan Dia. Allah tidak misterius dan sengaja mau menyusahkan kita. Dia dengan jelas dan gamblang memberitahu kita bagaimana kita dapat menemukan perkenan-Nya. Kita hanya perlu mendengarkan Yesus. Menaati segala yang telah Yesus sampaikan pada kita. Hanya dengan mendengarkan Yesus, kita dapat menemukan perkenan Allah. Hanya dengan menaati Yesus, kita dapat menyenangkan Allah.

Satu-satunya pribadi yang menyenangkan Allah adalah Yesus. Allah begitu senang dan berkenan dengan Yesus, sampai Dia membagikan kesenangan-Nya secara langsung dengan kita. Namun, Allah tidak menyayangkan Anak yang begitu Dia senangi demi kita. Allah tidak mempertahankan apa yang begitu langka dan berharga demi kita. Tujuannya adalah agar kita semua juga memiliki kesempatan untuk menjadi anak-anak-Nya, dan yang lebih penting lagi, agar kita dapat turut menemukan perkenan-Nya. Allah telah mengorbankan Anak yang begitu disenanginya demi kita. Kiranya, kita tidak akan menyia-yiakan pengorbanan Allah yang telah dilakukan lewat Yesus. Marilah kita menjalani hidup dengan menaati apa yang telah Allah sampaikan pada kita secara langsung, marilah kita mendengarkan Yesus!

Jika pesan surgawi yang datang 2000 tahun yang lalu itu kita tanggapi dengan segenap jiwa dan raga, maka kita tidak memerlukan bukti-bukti ilmiah yang rumit untuk membuktikan keberadaan Allah, tetapi setiap serat dari keberadaan kita akan dengan yakin berseru, “Abba, Bapa!” (Rom. 815).

 

 

 

DOA Memulai Hubungan Pribadi dengan Tuhan Yesus Kristus:
Saya percaya bahwa Darah Yesus Kristus yang telah dicurahkan adalah untuk penebusan atas segala hutang dosa saya.
Saya percaya hanya melalui Tuhan Yesus saya beroleh pengampunan yang kekal.
Dan mulai saat ini juga, saya menerima Engkau sebagai Tuhan dan Juruselamat hidup saya pribadi.
Saya mengundang ROH KUDUS tinggal didalam hati saya untuk menuntun saya dalam setiap langkah dan pengenalan saya akan Engkau.
Saya berdoa Hanya di Dalam Nama Tuhan Yesus Kristus, AMIN.

Sumber: cahayapengharapan.org

Leave a Comment