PØRTRAITS // Ericko Tandayu

Ericko Tandayu, suami dari Enno ini adalah salah satu tim dari yesHEis Indonesia sekaligus worship leader di salah satu gereja lokal Indonesia. Ayah dari dua orang putri ini merasa panggilannya adalah untuk melihat Bangsa Indonesia di muridkan dalam Biblical Worldview (Cara Pandang Alkitabiah) yang benar. Melalui tulisan ini, Ericko membagikan kisah bagaimana ia menjadi potrait Yesus di dalam dunia.


Inspirasi Portraits Series: Yesus adalah orang paling revolusioner yang pernah hidup. Jika orang dapat melihat Yesus dan tahu untuk siapa Dia sebenarnya, maka kehidupan mereka akan berubah secara radikal. Dalam Kolose 1:15, dikatakan bahwa “Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan,” 
Saat ini, dengan tidak adanya keberadaan Yesus secara fisik di bumi, kita sebagai orang Kristen memainkan peranan penting untuk live on mission (melalui Roh Kudus) dan mengarahkan orang-orang kepada Yesus dengan menjadi potret Yesus yang terlihat di dunia.— Iman —


— Iman —

Berapa lama kamu menjadi orang Kristen?
Aku lahir dalam lingkungan Kristen. Opa ku adalah seorang pendeta, dan alasan ke gereja dan mau di baptis pada saat itu adalah karena disuruh opa dan omaku 😄. Tapi aku memutuskan untuk percaya Yesus pertama kali, sebagai orang dewasa pas umur 17 tahun. Pada saat retreat pemuda gereja di GPPS Sawahan, Surabaya tahun 1997.

Mengapa kamu memilih Yesus?
Simpel sih sebenernya, aku ga pernah coba-coba percaya kepada Tuhan yang lain selain Yesus. Aku merasakan Tuhan yang nyata kehadirannya pada suatu retreat yang aku ikuti dan aku tahu ini adalah keputusan yang benar buat diriku.

Siapa yang menginspirasi kamu untuk mengikut Yesus?
It has to be omaku ya, orang yang memberikan teladan kasih sayang, khususnya sejak usia 4 tahun hingga 18 tahun. Karena papa mamaku cerai saat aku berusia 4 tahun dan sejak itu aku dirawat oleh mereka.

Apa yang berubah dari hidupmu semenjak memilih mengikut Yesus?
Kalo aku bisa membuat daftar hal-hal yang berubah sejak aku percaya Yesus itu adalah, dulunya aku adalah anak yang minder dan ga pede, namun itu sudah hilang sejak aku tahu nilai hidupku dalam Yesus. Trus aku jadi punya tujuan untuk menjalani kehidupan ini. Aku juga berhenti untuk mengeluarkan caci maki dari mulutku. Lebih mencintai Alkitab dan menjadikan Alkitab sebagai patokan dalam mengambil keputusan sehari-hari. Dalam memandang hidup aku juga melihat hidup di bumi ini adalah sementara, kesusahan satu hari cukuplah untuk satu hari. Konflik dan masalah adalah kesempatan untuk bertumbuh. Dan yang paling mendasar buat aku adalah, bahwa aku mengenal kasih-Nya Tuhan secara pribadi, mendalam, intim dan personal.

Mengapa kamu bergabung dengan gereja lokal?
Aku percaya gereja harus jadi jawaban atas setiap permasalahan yang ada di hidup ini, dalam setiap bidang kehidupan: pendidikan, keluarga, media dan hiburan, politik dan pemerintahan, olahraga, seni, dan ekonomi.
Gereja, dalam kepenuhan dan kapasitas terbaiknya, adalah jawaban utama. Dalam hal ini adalah gereja dalam hal institusi dan kita sebagai gereja.
Saya telah tertanam dan berjemaat di GKPB Fajar Pengharapan Bandung sejak tahun 2000. Saya bertumbuh melalui komunitas anak muda dan budaya pemuridan yang dimiliki di gereja ini. Saya melayani sebagai seorang Worship Leader sejak tahun 2004 di gereja saya sampai sekarang.

— Ketakutan —

Apakah ketakutan itu sebuah kebohongan? Kenapa?
Aku dulu hidup dalam banyak kategori ketakutan. Takut ditolak orang lain, takut hidupku tidak berguna, takut mengecewakan orang tua, takut akan masa depan suram, takut untuk hidup susah, takut tidak ada orang yang akan menyayangi aku dan masih banyak ketakutan yang lainnya. Namun saat aku mengalami kasih-Nya Tuhan secara intim dalam hidupku, semua ketakutan itu sirna begitu saja. Seolah-olah rasa takut itu tak pernah ada dan tidak membekas. Jadi, memang ketakutan itu adalah pembohong. Iblis mau kita untuk hidup terkukung dalam segala macam kebohongan. Iblis tidak mau kita mengalami kasih Bapa yang sempurna itu, kasih yang memusnahkan rasa takut. Setiap saat aku berada di luar kasih Bapa, rasa takut datang menghadang. Karenanya, setiap hari aku berusaha memposisikan diri untuk menerima dan menyadari identitasku di dalam Bapa, that I am loved by Him, apapun yang terjadi.

Apa pandanganmu tentang hidup bebas dari rasa takut dalam kehidupanmu?
Hidup tanpa rasa takut buat saya itu adalah mengetahui siapa diri saya, aku ini kepunyaan siapa dan apa tujuan hidup ku. Karena pada akhirnya penerimaan dari yang memiliki saya lah yang paling penting untuk aku, bukan dari orang lain.

Siapa yang menginspirasimu untuk hidup bebas dari rasa takut?
Papi dan mentor-mentor saya. Terlepas dari kekurangan papi, aku belajar untuk terus menerus hidup dengan keberanian. Bukan demi untuk menghilangkan rasa takut, namun karena saya percaya keberanian itu membuat hidup lebih berdampak. Berani mengambil keputusan di saat-saat kritis, berani untuk tidak berbicara pada saat yang tepat, berani untuk menahan diri, berani mengatakan yang benar apapun resikonya pada saat yang tepat dan juga berani untuk bertanggung jawab atas kesalahan yang kita lakukan, walaupun itu tidaklah selalu menyenangkan. Apa yang saya pelajari dari papi saya kombinasikan dengan apa yang mentor saya telah ajarkan. Bahwa menjadi orang yang berani itu adalah orang yang mengerti tujuan hidupnya dan berani berjalan di dalam tujuan itu.

Baik suara Tuhan ataupun ketakutan, keduanya sangatlah nyata. Lalu, bagaimana kamu hidup dengan suara Tuhan?
Hidup dituntun oleh suara Tuhan adalah hal yang terbaik dalam hidup saya. Mengerti bahwa dalam setiap langkah, kita mempunyai kesempatan untuk memberikan ruang bagi suara Tuhan atas hidup kita. Buat saya, membiarkan diri saya untuk dipimpin oleh suara Tuhan adalah hal yang sangat mendasar. Saya terus menerus belajar untuk mendengarkan Tuhan terlebih dahulu dalam setiap keputusan-keputusan yang saya ambil. Latihannya dimulai dari keputusan-keputusan yang mungkin terlihat sepele. Namun masalah sepele atau tidaknya itu tergantung bagaimana kita menilai sebuah keintiman dengan Tuhan. Jika keintiman itu penting, tidak ada hal yang sepele. Saya terus menerus juga memberikan telinga dan hati saya tentang bagaimana Tuhan melihat diri saya, dan itu menjadi kekuatan terbesar dalam saya menjalani setiap masalah ataupun tantangan. Pernah dalam suatu senja di suatu gunung, Tuhan memanggil saya untuk berjalan menuju ke sebuah kolam danau kecil, saya pikir dalam hati, kenapa ya Tuhan? Tapi saya mau belajar taat. Waktu saya sampai kesana, Tuhan cuman bilang “I love you Ericko” Saya langsung kaget, terdiam dan langsung menangis, karena Tuhan cuman manggil saya jalan ke danau itu untuk bilang ke saya DIA itu sayang sama saya. Buat saya itu sangat berarti banget. Tuhan mengerti bahasa kasih saya.

Bagaimana imanmu mendorong kamu untuk keluar dari zona nyamanmu?
4 tahun yang lalu, saya dan istri mempertimbangkan untuk membeli sebuah rumah. Kami berdua berdoa meminta petunjuk Tuhan, apakah kami perlu membeli rumah atau mengontrak terus saja. Kami mau belajar untuk tidak mengandalkan pengertian kami sendiri. Kami percaya kalau Tuhan mau kami mengontrak saja, Tuhan pasti punya alasan tersendiri. Singkat cerita, saya berdoa dan merasa Tuhan bicara ke saya untuk membaca 2 Chronicles 2:5 (2 Tawarikh 2:5), saya sebelumnya ga hafal itu ayat tentang apa, lalu saya buka ayatnya. “The house that I am to build be great, for our God is greater than all gods”. Saya kaget, tanpa bermaksud menafsirkan sembarangan, saya paham konteks ayat itu. Istri saya juga berdoa pada saat yang bersamaan, dia mendapatkan damai sejahtera saat berdoa ke Tuhan. Lalu saya ceritakan apa yang Tuhan bicara ke saya. Singkat cerita kami melangkah dengan iman dan rumah itu sudah kami tinggali selama 4 tahun.
Iman itu tidak hanya berlaku untuk masalah-masalah yang besar saja, namun saya belajar juga bahwa Tuhan sangat peduli dengan hal-hal yang terlihat kecil. Contohnya: Suatu hari di Perth, saya ingin makan coklat, namun saya tidak memiliki uang saat itu. Saya berdoa di pagi harinya ke Tuhan meminta coklat. Tidak lama kemudian dalam perjalanan menuju hall asrama, teman sekelas saya dari Jerman bilang ke saya kalau Tuhan bilang ke dia untuk memberikan coklat kepunyaannya kepada saya! Pengalaman iman yang luar biasa!

Bagaimana kamu mendorong orang lain untuk hidup bebas dari rasa takut?
Kenali Tuhanmu dengan intim, setiap hari. Kenali hati-Nya, kenali karakter-Nya, maka kamu akan mengenal siapa dirimu dan apa tujuan hidupmu. Waktu kita tahu tujuan hidup kita, maka kita akan tahu alasan kita hidup.

— Tujuan —

Apa yang kamu rasa menjadi panggilan spesifikmu?
Buat saya pribadi, mengerti tujuan hidup itu sebuah perjalanan — perjalanan hidup selama 27 tahun sampai akhirnya saya mengerti. Untuk orang lain bisa berbeda. Saya percaya tujuan saya hidup adalah untuk melihat Bangsa Indonesia di muridkan dalam Biblical Worldview (Cara Pandang Alkitabiah) yang benar. Artinya, jika itu sudah terjadi, maka saya siap pulang ke rumah Tuhan setelahnya. Saya dengan sukarela memberikan nyawa saya untuk melihat hal itu terjadi.

Apa yang membuatmu percaya kalau Tuhan membantumu untuk memenuhi panggilan tersebut?
Sangat mudah sekali menjadi indepenpen setelah saya mengetahui tujuan hidup saya. Namun diperlukan kerendahan hati setiap saat, untuk bersandar dan percaya kepada Yesus dalam setiap pengambilan keputusan. Mempercayai Yesus itu tidak semudah mengucapkannya, diperlukan penyangkalan diri setiap hari. Berjalan sambil bersandar kepada Yesus selangkah demi selangkah, seperti dalam Mazmur 119:105, “Firman-Mu pelita bagi kakiku, terang bagi jalanku” . Saya mengambil keputusan selangkah demi selangkah, walaupun saya belum tahu bagaimana ujung dari jalan yang saya ambil, namun saya mau terus percaya kepada Yesus dalam perjalanan ini. Karena saya percaya bahwa Dia yang memberikan saya tujuan hidup, Dia lebih tahu dari saya. Ya, sesedarhana itu!

Apakah hidup dalam misi (‘living on mission’) merupakan sebuah bagian yang penting dari imanmu? Mengapa?
Ya, sangat penting. Karena itu menentukan skala prioritas dalam setiap keputusan saya, cara saya memandang hidup, cara saya memilih pasangan hidup, memilih pekerjaan, mendidik anak, memandang orang lain, berinteraksi dengan orang lain, menentukan aktifitas harian, buku yang saya baca, film yang saya tonton, pada dasarnya hampir semua aspek kehidupan saya.

Bagaimana kamu menghidupi ‘live on mission’?
Belajar taat kepada suara Tuhan setiap saat. Belajar menghidupi prinsip kebenaran Alkitab setiap saat, bertanggung jawab dengan apa yang ada di tangan saya.

 

 

 

 

Sumber: medium.com/yesheisindonesia

Dalam keberdosaan dan kelemahan kita, karya Allah sempurna untuk menolong kita. Diluar Allah, kehidupan manusia hanya sementara dan sia-sia. Oleh karena itu kita Allah mengundang kita untuk memasuki kehidupan baru bersamaNya melalui Yesus Kristus. Dengan mengenal Yesus, kita akan mengenal Allah yang menciptakan kita dan juga menerima ajakan untuk memiliki hubungan denganNya.

“Yesus menjawab, “Akulah jalan untuk mengenal Allah dan untuk mendapat hidup. Tidak seorang pun dapat datang kepada Bapa kecuali melalui Aku.”
( Yohanes 14:6 )

Jika Anda mengalami kesaksian yang luar biasa dalam hidup Anda, silahkan Whatsapp ke:
Whatsapp: +62 882-9116-6911

Untuk kalangan sendiri

Leave a Comment