Rencana Tuhan Tidak Pernah Gagal Bagi Hidup Kita

Bacaan ( Ayub 42:1-17 )

“Aku tahu, bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak ada rencana-Mu yang gagal” (Ayub 42:2).

Adakah diantara kita sekalian yang gemar mengkoleksi atau melihat keramik? Atau adakah yang masih menggunakan alat makan dari keramik? Karena akhir-akhir ini menggunakan alat makan dari bahan melamin sedang naik daun karena mudah dibersihkan dan tidak mudah pecah. Kalau kita melihat film dokumenter yang bercerita tentang peninggalan abad lalu, disitu banyak ditemukan keramik-keramik kuno dengan motif yang khas sesuai dengan budaya masing-masing daerah tersebut pada waktu itu.

Semakin indah dan semakin rumit keramik itu dibuat, menandakan kemajuan budaya suatu suku atau kelompok pada saat itu. Namun adakah dari kita yang mengetahui dari apakah keramik tersebut dibuat? Keramik atau tembikar umumnya dibuat dari tanah liat, yang bahasa inggrisnya biasa disebut dengan “lempung”. Tentu bukan sekedar tanah liat yang kita biasa injak sehari-hari yang dipakai, namun akan ada “syarat” khusus agar si tanah liat dapat digunakan sebagai bahan dasar dari keramik.

Setelah tanah liat lulus seleksi, maka tanah tersebut akan segera dibersihkan dari segala kotoran yang ada ketika diambil. Setelah bersih tanah akan ditumbuk atau diproses untuk mendapatkan tingkat kekentalan tertentu. Jika terlalu encer atau terlalu kaku maka akan susah untuk dibentuk menjadi apa yang kita inginkan. Setelah didapatkan kekentalan yang sesuai maka tanah tersebut akan dibentuk dengan cara diputar-putar. Tahap terakhir dari membuat keramik atau tembikar adalah pembakaran. Tanah liat yang sudah terbentuk itu akan dibakar di dalam bara api dalam suhu ratusan derajat Celsius. Sebuah proses yang rumit dan membutuhkan waktu yang lama, untuk membuat sesuatu yang tadinya tidak berharga menjadi memiliki nilai yang luar biasa berharga.

Sama dengan proses pembentukan keramik yang susah dan panjang waktunya, demikian juga kehidupan Ayub. Kehidupan Ayub akan dapat dirangkum menjadi 4 poin:

  1. Ayub adalah orang yang hidup dalam kesalehan dan kelimpahan

Ayub 1 : 1-5 disitu jelas tertulis bahwasanya Ayub merupakan taat dan takut akan Allah. Serta dia mempunyai harta yang luar biasa, tercatat ada 7.000 ekor kambing domba, 3.000 ekor unta, 500 pasang lembu, 500 keledai betina dan budak jalam jumlah yang besar. Jadi bisa kita bayangkan betapa melimpahnya dan betapa kayanya si Ayub pada zaman tersebut.

  1. Keadaan Ayub ketika dicobai oleh iblis

Pada Ayub 1 -3 menceritakan tentang harta yang dipunyai Ayub yang begitu melimpah seketika habis. Bahkan kesepuluh anaknya mati. Namun Ayub tidak menghujat dan tidak menuduh Allah berbuat yang kurang patut. Bahkan ketika Ayub menderita barah yang ada di sekujur tubuhnya, ia tetap tidak berbuat dosa dengan bibirnya.

  1. Percakapan Ayub dengan sahabatnya

Terdapat 3 sahabat Ayub yang bernama Elifas, Bildad dan Zofar yang memutuskan untuk memberikan belasungkawa atas apa yang terjadi di kehidupan Ayub. Namun selain belasungkawa ternyata teman-teman Ayub ini juga menghasut Ayub mengaku dosa atas apa yang tidak dilakukannya.

  1. Jawab Tuhan kepada Ayub

Ayub 42 : 1-6 Dalam bagian ini Ayub ditegur oleh Allah, kemudian ia merendakan dirinya sendiri di hadapan Allah, selain itu dia juga mencabut pembelaannya. Dan setelah itu hidup Ayub tidak lagi menderita, bahkan diberkati oleh Allah.

Ketika kita sedang mengalami sebuah proses yang tidak sesuai dengan keinginan kita, apakah kita sudah siap seperti yang Ayub lakukan terlebih dahulu? Sama dengan tanah liat yang diproses manjadi keramik, si tanah tidak akan pernah tahu kapan porses yang menyakitkan dan melelahkan itu dapat segera selesai.

Bagi kita yang lelah, nampaknya menghujat dan mempertanyakan “dimana Tuhan “ akan lebih mudah dilakukan bukan, daripada tetap memilih tetap memuliakan namaNya. Ayub mengajarkan sesuatu yang luar biasa kepada kita pada pagi ini. Mulai dari memiliki segala sesuatu yang ada di dunia ini, hingga semuanya habis oleh karena dicobai oleh iblis, Ayub tidak pernah sekalipun berhenti berjuan di jalan Kristus.

Dan kalau kita membaca ayat akhir dari Ayub. Tuhan memberkati Ayub dalam hidup yang selanjutnya, serta memiliki harta yang dua kali lipat lebih banyak daripada sebelum pencobaan itu terjadi, serta Tuhan memberikan usia 140 tahun kedepan lamanya. Mengikut kehendak Tuhan terkadang menjadi sebuah misteri yang besar bagi kita, mengikut Tuhan kita tahu tidak ada jaminan akan memperoleh hidup yang baik. Namun mengikut Tuhan, kita tahu kita sedang mengikuti raja diatas segala raja. Tuhan memberkati.

 

Sumber: http://www.lenterahidup.com

DOA Memulai Hubungan Pribadi dengan Tuhan Yesus Kristus:
Saya percaya bahwa Darah Yesus Kristus yang telah dicurahkan adalah untuk penebusan atas segala hutang dosa saya.
Saya percaya hanya melalui Tuhan Yesus saya beroleh pengampunan yang kekal.
Dan mulai saat ini juga, saya menerima Engkau sebagai Tuhan dan Juruselamat hidup saya pribadi.
Saya mengundang ROH KUDUS tinggal didalam hati saya untuk menuntun saya dalam setiap langkah dan pengenalan saya akan Engkau.
Saya berdoa Hanya di Dalam Nama Tuhan Yesus Kristus, AMIN.

Leave a Comment