Satu Titik Terang

Oleh: Clarissa Elfira

Hidup kerap terasa gelap
dan membuat putus asa
Tak urung hati bertanya
di manakah terang yang memberi harapan

Di kala otak malas berpikir
dan sendi kaku tak bertenaga
ingin bergerak tapi tak tahu harus berbuat apa
berharap satu titik terang memberi semangat

Di kala sepi menyergap di tengah keramaian
dan tawa menjadi topeng penutup jiwa
Hai kawan… apa yang salah denganku?
kuharap satu titik terang mengisi kosongnya kalbu

Di kala keadilan terasa seperti
mencari jarum di tumpukan jerami
kecewaku serasa ingin menangis… tapi tertahan
berharap satu titik terang memberi kelegaan

Aku ingin bebas
tanpa rasa capek, takut, gelisah
seolah-olah degup jantung ini janganlah terasa
berharap satu titik terang memberi tenang dan damai

“Semua pasti berjalan dengan baik,” kataku
Tapi dunia berkata tidak
Kotak ini terlalu menghimpitku
berharap satu titik terang memberi keluasan

Masa depan!! Pasti semuanya indah!
Tapi dunia menjawab: “Jangan terlalu banyak berharap!”
Pandanganku berangsur buram
berharap satu titik terang menunjukkan jalan

Hari-hari kelam itu terus kulewati hingga kusadari
satu titik itu telah datang
dengan terang yang paling terang
menerangi tempat paling gelap yang pernah ada
Lirih aku berkata: “Sudah lama sekali.. rindu..
Tuhan, Engkaukah itu?”
Dan syukur aku dapat mendengar suara-Nya
“Ya anak-Ku, Ini Aku, datanglah.”

 
 
Catatan editor:
Kerap tekanan dalam hidup mengaburkan pandangan kita sebagai para murid Kristus. Kita tak lagi mengingat, apalagi memikirkan kebenaran-kebenaran tentang Tuhan dengan jelas. Betapa kita membutuhkan Firman Tuhan untuk menerangi jalan kita. Ketika kita menyadari kehadiran titik terang itu, janganlah diam di tempat. Melangkahlah ke arah satu titik itu dan teruslah mengikutinya hingga seluruh jalanmu menjadi terang.

Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.
Mazmur 119:105

Sumber: warungsatekamu.org

Leave a Comment