Bolehkah Orang Kristen Menjadi Fans K-Pop?

Oleh Lee Soo Yi, Malaysia
Artikel Asli dalam Bahasa Simplified Chinese: 终于,爱上帝多过爱Big Bang

Pada tahun 2007, temanku memperkenalkanku pada dunia K-Pop (Musik Pop Korea) dan itu mengubah hidupku. Saat itu aku duduk di bangku SMA kelas 3. Aku begitu menyukai segala yang berhubungan dengan K-Pop: wajah tampan dari para bintangnya, cara berpakaian mereka yang trendi, suara mereka yang begitu merdu, dan gerakan tubuh mereka yang begitu lentur. Aku menjadi seorang fans K-Pop.

Aku terobsesi dengan boyband hip-hop “Big Bang”. Selain menghabiskan banyak uang untuk membeli album, merchandise, dan tiket konser mereka, aku juga bisa mengobrol lama sekali dengan teman-temanku, membicarakan tentang betapa tampannya personil boyband tersebut. Saat kuliah, aku bahkan membelanjakan hampir Rp 3.000.000 untuk menonton penampilan mereka. Aku masih ingat dengan jelas malam itu: mood-ku begitu riang, semangat berkobar-kobar dan semua orang bernyanyi dan berteriak sepuasnya. Itu seakan kita tidak mempedulikan hal lain di dunia ini. Sejak saat itu, aku semakin terobsesi dengan K-Pop, atau Big Bang, khususnya.

Aku tidak bisa melewatkan satu hari tanpa memeriksa ponselku untuk mencari kabar terbaru tentang Big Bang. Aku terus-menerus mendengarkan lagu-lagu mereka dan secara rutin menelusuri forum-forum penggemar untuk mencari hal-hal terbaru tentang hidup mereka. Aku bahkan disebut “Ensiklopedia K-Pop” karena aku mengetahui segala detail dan hal-hal kecil tentang K-Pop. Dan itu berlangsung sampai tahun keduaku saat kuliah, ketika aku mengambil sebuah komitmen untuk mendedikasikan lagi hidupku kepada Tuhan.

Awalnya, aku sangat bergairah dengan imanku. Aku memutus hubungan dengan apapun yang berhubungan dengan K-Pop karena aku ingin memfokuskan diriku dengan sepenuh hati kepada Tuhan. Tapi itu tidak bertahan lama. Pelan-pelan, semangatku mulai pudar dan sebelum aku menyadarinya, K-Pop kembali mengambil alih hidupku.

Namun, kali ini aku bergumul. Dalam sebuah usaha tawar-menawar untuk menyatukan imanku dengan minatku, aku memutuskan untuk menanyakan pertanyaan ini kepada pemimpin gerejaku, “Apakah orang Kristen bisa menjadi seorang fans K-Pop?” Mereka menjelaskan kepadaku bahwa itu baik-baik saja untuk mengapresiasi keindahan dari budaya Korea. Namun, kita perlu berhati-hati untuk tidak menjadi buta dalam mengidolakan bintang-bintang Korea tersebut, sedemikian jauh hingga mereka menggantikan tempat Tuhan di dalam hati kita. Meskipun jawaban mereka masuk akal, aku tidak terpikir bagaimana cara mengaplikasikannya. Sampai sejauh apa aku dapat mengagumi mereka? Apakah aku masih boleh membeli album-album mereka, menonton konser-konser mereka atau jumpa fans mereka? Jika hidup dan tindakan mereka berlawanan dengan firman Tuhan, apakah aku masih boleh menyukai lagu-lagu mereka?

Jadi, aku terus bergumul kapanpun dihadapkan pada pilihan antara Tuhan dan Big Bang, seperti misalnya, apakah aku harus pergi ke gereja atau ke konser mereka yang diadakan di hari Minggu. Aku juga bergumul untuk menyisihkan waktu untuk membaca firman Tuhan dan berdoa, ketika apa yang aku inginkan adalah menonton video musik terbaru mereka.

Jauh di dalam lubuk hatiku, aku tahu bahwa Big Bang pelan-pelan menggantikan tempat Tuhan di dalam hatiku dan ini tidak boleh dibiarkan lebih lanjut. Meskipun aku tahu apa yang benar yang harus aku lakukan, aku bergumul dengan sangat. Ketika masa itulah aku memutuskan untuk melakukan beberapa hal berikut ini:

1. Berdoa kepada Tuhan.

Aku terjebak dalam kecanduanku akan K-Pop dan sekuat apapun aku mencoba, aku tidak dapat mengontrol diriku dan aku tidak tahu bagaimana aku bisa lepas dari K-Pop. Itulah saat di mana aku memutuskan untuk kembali kepada Tuhan di dalam doa dan mempercayakan semua masalah dan pergumulanku kepada-Nya. Aku meminta-Nya untuk melepaskanku dari kecanduanku akan K-Pop dan menolongku untuk menemukan kepuasan sejati di dalam Dia. Aku juga berdoa memohon hikmat untuk menentukan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan sebagai seorang fans K-Pop.

2. Menyadari bahwa bintang-bintang K-Pop juga seperti setiap kita.

Boleh-boleh saja bagi orang-orang Kristen untuk memiliki hobi, kesukaan, dan ketidaksukaan. Kita cenderung mengagumi, menyukai, dan memperhatikan mereka yang lebih baik daripada kita atau mereka yang memiliki talenta yang luar biasa. Namun Alkitab memberitahu kita dalam Kejadian 1:26-27 bahwa Tuhan menciptakan manusia serupa dengan gambar-Nya—ini berlaku untuk bintang-bintang K-Pop juga. Mereka diciptakan serupa dengan gambar-Nya dan seperti kita, mereka adalah manusia normal dan mempunyai kelemahan. Ketika aku menyadari kebenaran ini, aku dapat melihat mereka dari perspektif yang benar dan tidak mengagungkan mereka secara berlebihan. Tidaklah benar untuk meninggikan siapapun atau apapun menjadi seperti Tuhan, baik kita sadari ataupun tidak. Seperti Keluaran 20:3 yang mengatakan, “Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku.” Allah adalah satu-satunya yang layak mendapatkan tempat tertinggi di dalam hati kita. Dialah satu-satunya yang layak kita sembah dengan segenap hati kita dan satu-satunya yang dapat memberikan kepuasan sejati di dalam hati kita.

3. Menggunakan minatku untuk Tuhan.

Awalnya, aku mencoba untuk mengabaikan semua hal yang berhubungan dengan K-Pop. Aku memperlakukan itu seakan itu adalah sebuah dosa yang mengerikan. Namun, melakukan itu hanya membawaku pada penderitaan dan keputusasaan. Suatu hari, tiba-tiba aku terpikir untuk berdoa kepada Tuhan dan meminta-Nya untuk memberikanku kebijaksanaan untuk menggunakan minatku ini sebagai sebuah alat untuk melayani Dia. Aku bukanlah seorang yang pandai bergaul, aku bukanlah seseorang yang akan menghampiri seorang asing untuk memberitakan Injil kepada mereka. Namun aku ditugaskan oleh pemimpin-pemimpin gerejaku untuk terlibat di dalam pelayanan pemuda dan itu mengharuskanku untuk keluar dari zona nyamanku.

Awalnya, aku tidak tahu bagaimana harus memulainya. Namun aku menyadari bahwa banyak anak muda yang menyukai K-Pop, minatku ini beralih menjadi sebuah pembuka percakapan yang sangat baik dan menjadi jembatan bagiku untuk membangun keakraban, dan akhirnya dapat memberitakan Injil kepada mereka. Hal ini membuatku menyadari bahwa apapun dapat digunakan untuk pekerjaan Tuhan—bahkan K-Pop. Tapi ingat: aku tidak mengatakan bahwa semua hal tentang K-Pop diperbolehkan oleh firman Tuhan. Kita masih harus mengingat apa yang dikatakan dalam 1 Korintus 10:23, “‘Segala sesuatu diperbolehkan.’ Benar, tetapi bukan segala sesuatu berguna. ‘Segala sesuatu diperbolehkan.’ Benar, tetapi bukan segala sesuatu membangun.” Hanya ketika aku bergantung kepada Tuhan, aku akhirnya dapat melihat minatku akan K-Pop dari sudut pandang Tuhan.

4. Menyisihkan waktu untuk Tuhan.

Selain meminta pertolongan Tuhan untuk mengekang obsesi kita, kita juga dapat mengambil langkah-langkah praktis lain untuk menjaga hati kita. Salah satunya adalah dengan membatasi penggunaan ponsel kita, dan sebagai gantinya, pergi ke alam terbuka untuk mengagumi ciptaan-Nya, merefleksikan firman-Nya di dalam hidup kita. Ikutilah panggilan yang diberikan Tuhan dalam Yakobus 4:8, “Mendekatlah kepada Allah, dan Ia akan mendekat kepadamu.” Aku menyadari bahwa mendekat kepada Allah membawa sukacita dan damai ke dalam hatiku, yang tidak pernah aku alami sebelumnya—tidak peduli berapa banyak konser yang aku hadiri. Hanya ketika kita bertumbuh di dalam hubungan kita dengan Allah, kita akan belajar untuk bisa mengurangi rasa khawatir kita dan membuat kita lebih tahan terhadap godaan yang ditawarkan dunia.

5. Berdoa untuk bintang K-Pop favoritmu.

Seperti yang aku katakan sebelumnya, bintang-bintang K-Pop adalah manusia juga. Mereka lemah dan mereka membutuhkan Tuhan sama seperti kita membutuhkan Tuhan. Jadi, berdoalah bagi mereka dengan sungguh-sungguh agar mereka dapat mengenal Tuhan kita yang besar sehingga mereka dapat menjadi cahaya yang bersinar bagi Dia. Dulu, aku ingat bagaimana aku dikuatkan oleh salah satu anggota Big Bang, Tae Yang, yang mengakui iman Kristennya di dalam pertunjukan-pertunjukannya kepada publik. Dan aku yakin aku bukanlah satu-satunya fans yang merasakan hal itu. Jadi, marilah kita mendoakan para bintang yang kita sukai, agar mereka dapat mengenal Tuhan, menunjukkan keindahan dan kebaikan-Nya di dalam dan melalui hidup mereka sehingga orang-orang lain dapat melihatnya dan mengenal Tuhan secara pribadi.

* * *

Aku bersyukur kepada Tuhan karena Dia memahami kesulitan-kesulitan dan pergumulan-pergumulanku dan melepaskanku dari obsesiku akan K-Pop. Meskipun sekarang aku masih menjadi fans K-Pop, khususnya Big Bang, aku tidak lagi terobsesi kepada mereka seperti dulu atau merasa ada yang kurang jika tidak menonton video musik mereka setiap hari. Sebaliknya, yang membuatku merasa ada yang kurang sekarang adalah ketika aku tidak membaca firman Tuhan atau berelasi dengan-Nya.

Jauh di dalam lubuk hatiku, aku tahu bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan di dalam hidupku dan tidak ada apapun yang dapat mengambil tempat-Nya di dalam hatiku.

Sumber: warungsatekamu.org

Tidak ada seorangpun dalam hidup ini yang menyukai masalah. Tetapi masalah tidak bisa kita hindari. Saat ini kami mengajak kamu untuk coba merenungkan bagaimana cara kita bisa keluar dari masalah itu . Ternyata jawabannya cuma satu. Apapun masalahnya, jawabannya ada pada Injil.

Kenapa Injil? Injil itu adalah kasih Tuhan kepada manusia. Injil disini bukan dalam konteks agama tapi kasih Tuhan kepada manusia. Siapapun orangnya,dalam hati kecilnya percaya bahwa ada Tuhan yang menjadikan semuanya.

Untuk itu saat ini kalau kamu sedang menghadapi sesuatu dalam hidup percayalah dan datanglah kepada Injil itu yang adalah Yesus Kristus Tuhan.

Dalam dunia ini tidak ada siapapun kecuali Yesus Kristus Tuhan yang pernah berkata Akulah Jalan, Akulah Kebenaran dan Akulah hidup. Semua manusia hidup kalau tidak menemui jalan berarti dia ketemu jalan buntu.Jadi bagaimanapun keadaanmu saat ini, datanglah kepada Yesus.

Untuk kalangan sendiri

Leave a Comment